BANNERS

Rabu, 05 Oktober 2011

PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

Tugas 2

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa dapat memahami dan menghayati berbagai kenyataan yang
diwujudkan oleh pertumbuhan penduduk yang cepat ,Mengkaji pengaruh
pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial,  Mengkaji hubungan
antar masalah penduduk dengan perkembangan kebudayaan

Pendahuluan

 
  1. Pengertian Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan
               Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu. Penduduk dalam arti luas itu sering diistilahkan popuasi dan disini dapat meliputi populais hewan, tumbuhan dan juga manusia. Dalam kesempatan ini penduduk digunakan dalam pengertian orang-orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
               Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan  sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Tekanannya disini terletak pada adanya pranata sosia, tanpa pranata sosial kehidupan bersama didalam masyarakat
tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
             Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada  yang
mendefinisikan sebagai  semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa
mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan selanjutna
cipta merupakan kemampuan berpikir kemampuan mental yang menghasilkan
filsafat dan ilmu pengetahuan (selo sumarjan dan sulaiman..s)  Keterkaitan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan

 2. Permasalahan Penduduk

          Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah
“Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertamanya “Essay Population “ tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting utnuk kehidupan manusia dan  nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
 Tidak lama setelah Malthus mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian bermacam-macam teori/pandangan sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas teori Malthus. ,misalnya saja pandangan yang mengemukakan bahwa pertambahan penduduk itu merupakan hasil (resulta)
dari keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang  saling berhubungan dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan penduduk
                Disamping itu ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu penduduk dunia itu bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk hidup akan selalu berusaha agar
mempunyai keturunan dan memperjuangkan hidupnya untuk dapat hidup panjang (berumur panjang) dan ini sering dikenal dengan teori alam tentang pertumbuhan penduduk.

3. Pengertian Angka Kelahiran dan Rumusan Angka Kelahiran 

                           
                       Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu
Angka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.
                       Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Secara matematika, angka ini bisa dihitung dengan rumus CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah kelahiran pada tahun tersebut dan p adalah jumlah populasi saat penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat kematian untuk menghasilkan angka tingkat pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya tidak melibatkan angka perpindahan penduduk (migrasi).
                    Indikator lain untuk mengukur tingkat kehamilan yang sering dipakai: tingkat kehamilan total - rata-rata jumlah anak yang terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya. Secara umum, tingkat kehamilan total adalah indikator yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak terpengaruh oleh distribusi usia dari populasi.
                      Tingkat kehamilan cenderung lebih tinggi di negara yang ekonominya kurang berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi.

4. Dinamika Penduduk 

Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk.
Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsurr  lahir, mati, datang dan
pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka
pertambahan penduduk  dapat dihutung dengan cara : pertambahan penduduk =
( lahir – mati) + ( datang – pergi ). Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian . Unsur penentu dalam
pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
 Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah
kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun.  Tingkat kelahiran yang
dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan
kelahiran secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR
ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari  wanita umur tertentu yang
disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu  diperhitungkan dari jumlah
kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
 Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas
atau tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah
kematian pertahun perseribu penduduk.
 Bagaimana dengan dinamika penduduk Indonesia ?
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :

Pn = (1 + r)
n
 x  Po
Pn = jumlah penduduk yang  dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
 r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen 

n
  = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonsia 96 juta, dengan tingkat pertambahan
penduduk 2,4 5, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248 juta


5. Menyebutkan dan menjelaskan pyramida penduduk
  
              Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
               Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.

 

Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat di gambarkan secara grafis dengan perbedaan atas dan bawah. Gambaran tersebut dinamai piramida penduduk. Dalam piramida ada garis horizontal dan garis vertical, sumbu vertical mengambarkan umur penduduk dari nol sampai  dengan 65 tahun lebih, dengan interval satu tahunan ataupun lima tahunan.
Sumbu Horisontal menggambarkan jumlah penduduk baik secara absolute maupun relative dalam skala tertentu. Pada bagian kiri sumbu vertical digambarkan penduduk laki-laki dan perempuan di sebelah kanan. Tidak seluruh piramida penduduk selalu runcing bagian atas. Untuk Negara maju, susunan penduduk yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk, bagian atas sama besar dengan bagian bawah, bahkan ada beberapa Negara maju dengan grafik piramida penduduk bagian atas lebih besar.

Dengan  piramida penduduk akan dapat diketahui gambaran mengenai :
1)    Perbandingan penduduk laki- laki dan perempuan
2)   Pendududk kelompok anak- anak, dewasa dan orang tua
3)   Jumlah angkatan kerja
4)   Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan
5)   Angka ketergantungan
6)   Rasio laki –laki perempuan
7)   Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
8)   Perkiraan  jumlah kelahiran yang akan datang

Susunan penduduk atas dasar umur dan jenis kelamin, karakteristik penduduk suatu daerah atau Negara dapat diklasifikasi menjadi tiga bentuk piramida penduduk yaitu :
1)    Piramida penduduk muda
Piramida penduduk muda (expensive) berbentuk kerucut alasnya lebar dan puncaknya meruncing.
A.   Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda
B.    Kondisi tersebut menggambarkan bahwa penduduk daerah tersebut sedang mengalami pertumbuhan.
C.    Tingakat kelahiran dan kematian masih cukup tinggi.
D.   Pertumbuhan  penduduknya tinggi

2)   Piramida penduduk dewasa
Bentuk piramida menyerupai persegi empat, bentuk tersebut menggambarkan keadaan penduduk.
A.   Jumlah penduduk dalam keadaan stasioner
B.    Jumlah kelahiran dan kematian seimbang.
C.    Jumlah penduduk relatif tetap
D.   Pertumbuhan penduduk rendah
E.    Penduduk muda hampir sebanding dengan penduduk tua

3)   Piramida penduduk tua
Bentuk piramidanya menyerupai bentuk nisan, bentuk ini menggambarkan :
A.   Jumlah penduduk terus berkurang
B.    Angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian
C.    Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia tua
D.   Pertumbuhan penduduk sangat rendah bahkan tidak ada sama sekali.


5. Persebaran Penduduk 

             Kecenderungan  manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan mansuia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk. Sudah barang tentu hal  semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya masih bertani. 
                 Daerah semacam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah
perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah perdagangan dan sebagainya.. prinsip tempat tinggal mendekati tempat bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari prinsip itulah  kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.

6. Rasio Ketergantungan

                    Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.

  • Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
  • Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.

Kegunaan

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

 Rumus:

tergantung01
tergantung02
tergantung03
Dimana
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)

Contoh :

Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio), di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1  Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000

Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000

Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan  Total  Tahun 2000

Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2

Interpretasi 

Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Rasio ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara pasti sampai tahun 2000. Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan tingkat kelahiran sebagai dampak dari keberhasilan program keluarga berencana selama 30 tahun terakhir.

6. Unsur - unsur kebudayaan (7 unsur ) 

a. Sistem religi yang meliputi:
o sistem kepercayaan
o sistem nilai dan pandangan hidup
o komunikasi keagamaan
o upacara keagamaan

b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:

o kekerabatan
o asosiasi dan perkumpulan
o sistem kenegaraan
o sistem kesatuan hidup
o perkumpulan

c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:

o flora dan fauna
o waktu, ruang dan bilangan
o tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia

d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:

o lisan
o tulisan

e. Kesenian yang meliputi:

o seni patung/pahat
o relief
o lukis dan gambar
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama

f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:

o berburu dan mengumpulkan makanan
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
o perdagangan

g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:

o produksi, distribusi, transportasi
o peralatan komunikasi
o peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
o pakaian dan perhiasan
o tempat berlindung dan perumahan
o senjata



7. Wujud - wujud Kebudayaan

                   Gagasan (Wujud ideal)Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh। Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

                Aktivitas (tindakan)Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

                Artefak (karya)Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.


Sumber : http://windyghodel.wordpress.com/2010/12/28/piramida-penduduk/

http://ichulll.wordpress.com/2010/02/14/tugas-ibd-minggu

http://ichulll.wordpress.com/2010/02/14/tugas-ibd-minggu-ke-2/-ke-2/

Pendapat : menurut saya persebaran penduduk di Indonesia semakin lama semakin besar,dan banyak remaja - remaja di indonesia lebih menyenangi budaya luar dari pada budaya sendiri

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar